Selasa, 08 Desember 2009

Benar atau Salah

Kata benar dan salah merupakan dua kata yang berlawanan. Benar menurut seseorang belum tentu benar menurut orang lain. Misalnya dalam menyelesaikan suatu masalah, seseorang memandang bahwa jika menempuh jalan A maka ia berpendapat hal tersebut benar. Akan tetapi, jika orang lain memandang dalam menyelesaikan masalah tersebut menempuh jalan B. Benar belum tentu bersifat mutlak. Begitu juga dengan salah. Seseorang memandang sesuatu hal salah, akan tetapi orang lain belum tentu memandang hal tersebut salah. Benar menurut manusia belum tentu benar menurut Allah SWT. Begitupun sebaliknya.

Banyak ahli-ahli filosof Yunani sebelum Socrates yang mempunyai pandangan yang berbeda. Sebut saja Thales. Beliau memandang semua kehidupan berasal dari air, bahkan air sendiri pun berasal dari air. Menurut Thales, air merupakan causa prima dari segala yang ada yang jadi tetapi juga akhir dari segala yang ada dan yang jadi. Air merupakan substrat (bingkai) dan substansi (isi). Sehingga, tak ada jurang pemisah antara hidup dan mati, semuanya satu. Akan tetapi, pandangan Thales berbeda dengan muridnya yang bernama Anaximandros. Beliau memandang segala sesuatu itu bukan berasal dari air, akan tetapi dari to aperon. Maksudnya to aperon adalah yang tak terbatas, sesuatu yang tak terhingga. Aperion, menurut Anaximandros, tidak dapat dirupakan, tidak ada persamaannya dengan suatu barang yang terlihat di dunia ini, karena yang terlihat tesebut, segala sesuatu dapat ditentukan rupanya dengan pancaindera manusia yaitu suatu barang yang mempunyai akhir yang berhingga. Berbeda lagi dengan panangan murid Anaximandos, yaitu Anaximenes. Beliau berpendapat bahwa yang asal tersebut satu dari yang ada dan yang tampak. Barang yang asal itu ialah udara. Udara itulah yang satu dan tidak berharga (Atang Abdul Hakim dan Beni ahmad Saebani, 2008 : 155). Dari uraian di atas, terlihat jelas bahwa benar dan salah adalah sesuatu yang berbeda, tergantung dari sudut mana kita memandang.

Referensi

Atang A.H dan Beni A.S, 2008. Filsafat Umum. Pustaka Setia : Bandung.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar