Minggu, 10 Januari 2010

"Ternyata, Panglima Itu Adalah Sebuah Kata"

Pengertian dari kata panglima itu banyak sekali, tergantung dari sudut mana kita memandang dan tergantung orang yang memaknai kata tersebut. Panglima bagi seorang anak kecil adalah orang tua mereka. Ketika belum bersekolah, mereka tinggal bersama kedua orang tua atau orang yang mengasuh mereka. Mereka mencontoh apa yang dilakukan oleh orang tua dan apa yang dikatakan dipatuhi karena mereka belum banyak berinteraksi dengan orang lain. Setelah mereka sudah bersekolah, panglima bagi mereka berseger, mungkin tidak orang tua mereka lagi akan tetapi guru di sekolah. Guru yang memberi materi pelajaran, guru yang memberi tugas-tugas rumah, guru yang mereka patuhi. Apabila mereka belajar di rumah dan didampingi oleh orang tua, ketika diberi cara lain saat mereka menyelesaian masalah atau dibenarkan saat melakukan kesalahan, misalnya dalam menghitung, mereka tidak mau. “Kata Bu Guru begini”, itu kata mereka.

Ketika seseorang sudah beranjak remaja atau dewasa, mungkin lain lagi yang menjadi panglima bagi mereka. Panglima bagi mereka, yaitu orang yang mereka kasihi. Orang yang nereka kasihi bisa sahabat atau pacar. Saran atau masukan dari sahabat atau pacar selalu diperhatikan, dimengerti, dan dilaksanakan. Kebanyakan dari mereka sudah tidak menghiraukan orang di sekeliling mereka, bahkan ada yang sudah tidak menghiraukan orang tua mereka sendiri. Hal tersebut saya alami sendiri. Saya mempunyai sahabat, dia lebih percaya kepada saya dan pacarnya daripada orang tuanya. Padahal, saya lihat nasehat orang tuanya baik. Akhirnya, saya diminta tolong oleh orang tuanya untuk memberikan masukan atau nasehat kepada sahabat saya jika sahabat saya sulit untuk dinasehati oleh orang tuanya.

Setelah seseorang sudah bekerja, panglima yang menjadi panutan tidak hanya orang yang dekat, dapar juga atasannya. Jika kita bertanya pada seorang anggota TNI atau Polisi tentang pengertian dari panglima, kebanyakan dari mereka akan menjawab panglima adalah komandan atau pemimpin mereka, seseorang yang memberi tugas atau amanat kepada mereka. Jika guru memaknai panglima, mungkin dari sebagian mereka mengatakan panglima adalah kepala sekolah, yang memimpin guru bersama staf yang lain. Lain lagi dengan pandangan seorang karyawan dari suatu perusahaan. Mereka akan memaknai panglima dengan manager atau direktur mereka.

Bagi pengendara kendaraan bermotor, panglima mereka saat itu adalah rambu-rambu lalu lintas, semua peraturan yang berhubungan dengan keselamatan berkendara. Panglima bagi warga negara Indonesia, yaitu Panasila dan UUD 1945, dimana keduanya sudah menjadi pandangan hidup warga negara Indonesia sejak merdeka. Di dalam masyarakat pun, ada norma-norma yang harus dipatuhi oleh warganya, misalnya norma susila. Jika kita hidup bermasyarakat, kita tidak boleh melanggar norma-norma tersebut. Apabila kita melanggar, maka akan terkena hukuman. Hukuman tersebut mungkin cemoohan dari tetangga sekitar, dicap jelek oleh tetangga, dihina, atau bahkan bisa hukuman penjara. Norma tersebut yang mengatur warag masyarakat agar hidup rukun dan tertib sehingga dapat tercipta persatuan dan kesatuan suatu bangsa. Norma dapat dikatakan sebagi panglima.

Di saat bangsa kita tercinta dijajah oleh negara lain, banyak terjadi perlawanan yang sengit. Pada pejuang bangsa kita yang awalnya melawan penjajah bersifat kedaerahan, pada akhirnya berjuang secara terorganisasi. Mereka mempunyai panglima dalam memimpin perang, yaitu orang yang mereka percaya. Ada sebagian yang berpendapat, panglima itu jiwa. Jiwa seseorang yang mengatur dirinya untuk melakukan sesuatu serta dapat membedakan yang baik dan yang buruk. Jiwa tidak bisa dipisahkan, dibagi-bagi seperti kita membagi roti. Jiwa akan melekat pada raga manusia sepanjang mereka masih bernafas. Jiwa merupakan bagian dari ruh. Jika raga kira sudah mati, jiwa kita akan tetap hidup, yang nantinya di kehidupan yang akan datang akan merasakan kesakitan atau kenikmatan. Jika para ilmuan, sebagian dari mereka berpendapat panglima itu akal pikiran mereka. Otak yang mengatur segala aktivitas yang dilakukan oleh tubuh. Dengan pikiran manusia, kita dapat mengetaui banyak hal yang ada di bumi ini.

Panglima bagi orang sudah lanjut usia, ada dua, panglima di dunia dan panglima yang abadi. Panglima di dunia, yaitu orang yang merawat mereka, misalnya anak. Dahulu orang tua memandang dirinya sebagai panglima bagi anak-anaknya, sekarang orang tua memandang anak-anak yang merawat mereka sebagai panglima. Apa yang dikatakan anaknya dipatuhi. Panglima yang abadi bagi orang yang sudah lanjut usia, yaitu Tuhan mereka yang mereka percayai dapat menolong mereke ketika mereka dalam kesulitan kelak di akherat. Ada pula yang berpendapat, panglima bagi seseorang itu Tuhan. Jika umat muslim mengatakan, Tuhan itu Allah SWT. Hanya Dialah yang mengatur segal sesuatu yang terjadi di muka bumi ini. Hanya Dialah yang menentukan terkabul doa seseorang atau belum, mengatur jodoh, rezeki, dan mati seseorang. Akan tetapi, Dia tidak tampak secara nyata, kita tidak tahu Allah seperti apa. Hanya kita menyakini bahwa Allah SWT benar-benar ada, Dia tidak pernah tidur, tidak beranak, dan tidak pula diperanakan, kita yakin bahwa Allah benar-benar ada dari kitab suci Al-Qur’an. Berikut ini puisi tentang sosok panglima bagi saya. Mungkin tidak sebagus pujangga-pujangga yang selalu bergelut di dunia sastra, tapi saya mencoba mengekspresikan isi hati saya menggunakan bahasa saya.

Panglima

Ku dengar sayu-sayu kicauan burung
Ku buka jendela dan pintu
Oh, sang bayu meyapa kulitku
Dan ku lihat mentari pun tersenyum padaku

Langit pun tidak mendung
Ku mulai hari baruku
Tiada terkira rasa hatiku
Tiada duanya kenikmatan itu

Engkau yang selalu membuka mataku
Memberi sinar putih kepadaku
Dalam keadaan apapun
Engkau selalu menuntunku

Panglimaku
Betapa aku mencintaiMu
Betapa aku menyayangiMu
Hanya satu panglimaku, Tuhanku


Tentu saya tidak dapat menguraikan makna dari panglima satu per satu karena ruang dan waktu. Dari kesemuanya yang sudah saya paparkan, ternyata panglima itu hanya sebuah kata yang menggambarkan atau mewakili dari sesuatu. Panglima hanya mempunyai delapan huruf, akan tetapi mempunyai aura yang besar bagi seseorang untuk dicontoh, diteladani, dipatuhi, disegani, disembah, bahkan ditakuti. Kita semua patuh kepada panglima masing-masing. Pancasila, UUD 1945, jiwa, dan Allah SWT merupakan abstrak yang berada di dalam pikiran dan hati kita masing-masing.

Referensi :
Abdulrahmansaka. 2009. Pemikiran Islam tentang jiwa dalam Filsafat Islam. http://abdulrahmansakka.blogspot.com/2009/11/pemikiran-islam-tentang-jiwa-dalam_04.html

Lazuardi. 2007. Kumpulan Sajak [Panglima]. http://liberationyouth.com/index.php?option=com_content&view=article&id=199:kumpulan-sajak-panglima&catid=22:stories&Itemid=5

Tidak ada komentar:

Posting Komentar